Sunday, May 15, 2011

Fase Kehidupan

Pernahkah kalian merenung tentang kehidupan? Gw pernah. Kadang dari renungan2 malam seperti ini, gw bisa dapat pencerahan atas permasalahan2 yg sedang mengganggu pikiran gw. Simpel sebenarnya. Kita cuma perlu suasana yang tenang, sepi, kondisi pikiran sedang santai, dan waktu yang sengaja diluangkan untuk melakukannya.

Hidup di kota besar seperti Jakarta, dengan segala kesibukannya, membuat gw kadang kehilangan waktu untuk menyendiri. Pekerjaan yang melelahkan membuat waktu pribadi gw habis untuk beristirahat. Weekend memberi gw waktu, tapi tidak dengan ruang. Kesibukan kota yang padat tidak meninggalkan ruang untuk gw bersunyi sepi. Maka saat2 seperti liburan, mudik ke kampung atau dinas ke kota kecil seperti inilah yang kemudian menjadi saat yang tepat untuk merenung.

Renungan terakhir gw terjadi beberapa malam yang lalu, malam minggu tepatnya. Mungkin masih sekitar pukul 9-10 malam saat itu, namun di KB suasana sudah sangat sepi. Toko2 di pusat kota sudah tertutup rapat, hanya ada satu dua saja yang masih buka (itupun dalam proses siap2 menutup toko). Gw dah bawa bekal, satu es krim walls (paddle pop kayanya), sama satu botol dingin teh hijau merknya ga familiar. Dari lamunan malam itu, gw baru sadar, kalo hidup gw ini tersusun dari fase2. Kadang, satu fase beririsan dengan fase yang lain. Tapi kebanyakan, satu fase terselesaikan dulu, kemudian dimulai dengan fase yang baru.

Fase awal dari pembentukan diri gw adalah fase sekolah,tentunya. Fase SD, SMP, SMA, Kuliah. Semuanya terlewati dengan baik, dengan prestasi dan kenangan2 yang baik pula. Dari kuliah, lanjut ke fase pengenalan kerja. Mulai dari kerja kontrak salah satu perusahaan lokal di Bandung, kemudian lanjut kerja di perusahaan swasta yang lumayan besar di Jakarta. Yang menarik, terutama dari fase kuliah ke kerja, semua berjalan berurutan seperti memang sudah jalurnya harus seperti itu. Selesai kuliah, sebelum wisuda, gw sudah ditarik (diajak teman sebenernya) untuk bekerja secara project term. Untuk ukuran mahasiswa yang belum resmi mendapat gelar sarjana, tawaran seperti ini sangat menarik. Dengan gaji yang termasuk besar untuk seorang "mahasiswa" dan peluang untuk bekerja di perusahaan yang termasuk bergengsi di kalangan lingkungan perkuliahan gw waktu itu, ya gw sangat bersyukur. Lalu, saat project sudah mau selesai, tiba2 dosen gw merekomendasikan gw ke perusahaan yang lebih besar lagi berpusat di Jakarta. Alhamdulillah, keterima dengan lancar. Jadi bisa dibilang, selesai fase pengenalan kerja di Bandung, gw langsung diberikan kesempatan kerja long term setelahnya.

Indah bukan?

Demikian pula dengan cinta. Sepanjang kehidupan gw, yang namanya cinta, datang dalam fase. Selesai satu fase, baru kemudian datang fase yang lain. Meskipun pada kenyataanya, untuk kasus yang satu ini, jeda waktu antara fase satu dan yang lain bisa cukup lama, hehehehe. Kadang fase bercinta ini juga berakhir, dan langsung berlanjut ke fase kehidupan yang lain. Contoh paling baru ya tentu dari hubungan serius gw yang terakhir. Saat lepas dari cinta, ternyata fase baru langsung dimulai, kuliah pasca sarjana. Dan benar2 murni fase pasca sarjana ini berjalan tanpa ada irisan sedikit pun dengan fase sebelumnya. Bahkan hingga selesai :D Lagi2 hal menarik terjadi. Setelah selesai fase S2 tersebut, tiba2 kantor mendapat project yang lumayan besar di luar, yang mengharuskan gw untuk mengerjakan project yang bersangkutan di luar negeri dalam bilangan minggu. Benar2 waktu yang tepat bukan? Bayangkan bila project tersebut datang saat gw sibuk2nya kuliah, atau malah lebih parah, sibuk2nya mengerjakan tesis? Padahal pekerjaan project ke luar seperti itu, adalah ladang mencari jagung, eh, mendulang emas sebanyak2nya buat kami pekerja lokal. Jadi bisa dibilang, setelah fase kuliah selesai, mulai lagi fase yang baru, yakni fase mengumpulkan modal :D.

Nikmat ga sih?

Semua fase kehidupan tadi tentu ga akan bermakna sama, kalo gw ga memaknainya lewat renungan malam itu. Hal2 tersebut hanya akan berlalu begitu saja tanpa makna, karena demikianlah hidup, dinamis. Semua hal berlalu begitu saja, tergerus waktu. Makanya, perlu untuk berhenti sejenak, rileks, dan mulai memaknai pencapaian2 dalam hidup kita.

Fase terakhir masih gw jalanin sampe detik gw menulis blog ini. Ntah apa nanti endingnya fase ini, apakah emas yang terkumpul menjadi modal berbisnis, atau modal travelling, atau malah modal menikah, masih merupakan kemungkinan2 yang belum terjawab. Mungkin benar kata orang, semua akan indah pada waktunya. Dan percaya atau tidak, kenangan dari semua fase kehidupan tadi, hampir semuanya indah. Bukan berarti tidak ada nestapa yang menghampiri kehidupan gw, tapi ntah kenapa, hampir semua duka yang pernah gw alami, susah untuk diingat2.

Kalo kata Allah SWT, nikmatKu yang mana lagi yang kau dustakan? :)

note:
Foto yg gw sertakan, gw ambil saat renungan ini terjadi. Cakep ya? :p

No comments:

Post a Comment