Wednesday, December 21, 2011

Tak Pernah Ada Kata Terlambat

Tak pernah ada kata terlambat untuk menjadi apapun yang kita inginkan. Ada orang berpendapat bahwa usia 62 tahun adalah usia yang sangat telat untuk mencapai sebuah cita-cita.

Kita tak perlu mencapai usia 62 tahun untuk percaya bahwa usia ini sangat telat untuk meraih sebuah mimpi.

Pada kenyataannya, ada pemuda yang baru berusia 26 tahun ketika perasaan terlambat itu hingap. Suatu saat pemuda tersebut diajak temannya untuk masuk universitas. “Tapi aku terlalu tua” dalihnya. “Setiap orang LULUS ketika mereka berusia 22 tahun, sementara aku sudah berusia 26 dan belum memulai apapun”

Lalu temannya berkata, “Dalam empat tahun ke depan, kamu akan empat tahun lebih tua baik kamu kuliah atau tidak. Manakah yang kau pilih, empat tahun lebih tua dengan gelar, atau empat tahun lebih tua tanpa gelar?”

Kata-kata tersebut mengubah pandangan si pemuda. Ia tiba-tiba menyadari bahwa ia tak pernah terlalu tua untuk meraih mimpinya.

Jadi, ia mulai kuliah. Setelah memompa semangatnya dan menyingkat masa studinya menjadi tiga tahun, ia berhasil meraih gelar yang ia idamkan, lalu memutuskan untuk melanjutkannya hingga jenjang yang lebih tinggi.

Lihatlah, tak ada kata terlambat kan? Kecuali kita tidak memulai apapun. Benarkah bahwa kita tak pernah terlalu tua untuk memulai karir baru atau membuat perubahan dramatis dalam kehidupan kita?

Bagaimana jika kita berusia 72 atau bahkan 82 tahun? Apakah seusia itu kita terlambat untuk mempelajari bahasa baru? Ah, tidak juga.

Dua ratus tahun lalu negarawan Roma, Cato, mempelajari bahasa Yunani pada usia 80 tahun.

Bisakah kita lebih kreatif di usia itu? Bagaimana dengan Goethe? Mahakaryanya, ‘Faust’ belum sempurna hingga ia berusia 80 tahun. Dan Michelangelo berusia 71 tahuh ketika ia melukis Kapel Sistine.

Butuh contoh lebih banyak?

Luigi Cornaro, seorang terpelajar dari Venesia, mulai menulis geriatrik pada usia 83 tahun. Risalah klasiknya ‘The Joys of Old Age’ ditulis pada tahun 1562 ketika ia berusia 95 tahun!

Di era modern, seorang filosof besar, ahli matematik, dan pecinta perdamaian, Bertrand Russell, berpartisipasi dan ditahan dalam sebuah demonstrasi anti nuklir ketika ia berusia 89 tahun.

Dan tentu saja kita tak bisa melupakan Nenek Moses, yang mulai melukis di usia 80. Tahukan anda bahwa sekitar 25% lukisannya yaitu sebanyak 1,500 lukisan dibuatnya setelah ia berusia 100 tahun?

Kemudian ada Henry Little, seorang Presiden Direktur dari The Institution for Savings di Newburyport, Massachusetts, memutuskan untunk pensiun sehingga orang yang lebih muda bisa mengambil alih. Tuan Little pensiun ketika ia berusia 102 tahun!

Orang lebih muda yang ia maksud ternyata berusia 83 tahun. Sedikit Pelajaran Apa yang bisa kita pelajari dari contoh-contoh di atas?

Mereka semua sangat berhasrat tinggi dalam melakukan apa yang meraka kerjakan. Hasrat atau passion adalah sumber energi dan membuat seseorang tetap awet muda, sebagaimana yang ditulis Benjamin Franklin, “Mereka dengan cinta mendalam tak pernah tua, mungkin saja mereka meninggal karena usia tua, tapi sesungguhnya mereka mati muda.”

Mereka juga menyadari, bahwa lebih baik menjadi 70 tahun lebih muda daripada berusia 40 tahun, sehingga mereka tidak membiarkan usia menghambat mereka untuk mengejar mimpi. Mereka memahami bahwa tak ada kata terlambat untuk mulai mengerjakan sesuatu, dan saat ini lah waktu untuk bertindak.

Tidak seperti King Richard II, mereka tidak pernah berkeluh kesah, “Aku menyia-nyiakan waktu, dan sekarang waktu lah yang menyia-nyiakan aku”

Pelajaran lain yaitu ketika peluang muncul, mereka terjun ke dalamnya. Memang, pasti ada resiko di dalamnya, tapi mengapa kita takut akan kehidupan? Kematian, mungkin, tapi tidak dengan kehidupan.

Rita Coolidge menyadari pentingnya hal ini ketika ia berkata, “Terlalu sering peluang datang mengetuk, tapi saat kita melepas rantai, melepas gembok, membuka kunci dan mematikan alarm pencuri, saat itu sudah terlambat.”

Satu hal, bahwa obat mujarab untuk tetap awet muda adalah pengalaman dan pengetahuan baru yang kita dapat setiap hari.

Rupanya Henry Ford merasakan hal serupa, ketika ia berkata, “Siapapun yang berhenti belajar adalah kaum tua, tak peduli terjadi di usia 20 atau 80. Siapapun yang tetap belajar tidak cuma awet muda tapi tetap bernilai, tanpa memperhatikan kapasitas fisiknya.”

Pada akhirnya, ada pepatah Arab yang patut dipertimbangkan, “Ketika kau lihat orang tua yang ramah tamah, berwatak halus, mantap, berisi, dan mempunyai selera humor yang baik, yakinlah bahwa kemudaan, kemurah hatian, dan kesabaranlah yang mereka miliki. Pada akhirnya mereka tidak meratapi masa lalu, juga tidak takut pada masa depan; mereka seperti waktu malam di ujung hari yang menyenangkan.

+++++

Artikel yang sangat menarik, ntah tulisan siapa, sayanag sekali gw ga tau. Sangat setuju SEKALI (udah penalti ini kalo di pelajaran Bahasa Indonesia). Umur bukanlah batas untuk terus berkembang. Tanpa perkembangan, puas dengan keadaan, justru membuat kehidupan terasa hambar, lama2 menjadi hampa. Stuck is suck.

Berarti ga salah ya gw, target umur 30 udah jadi shredder, hahahaha... (shredder itu kalo kata wiki: Shred guitar or shredding is lead electric guitar playing that relies heavily on fast guitar solos :p)

\m/

NOTE: Foto diambil di St. James Park (kalo ga salah), London. Menarik melihat minat baca orang sana yang demikian kentalnya, tanpa pandang usia.

Tuesday, August 2, 2011

London, Exciting and Exhausting

Skadoosh! Just got back from London yesterday. Hehehe, a bit lucky sebenarnya, tiba2 dapat training dari kantor seminggu di sana. Wow! Ini mungkin yg namanya mimpi jadi kenyataan, karena London masuk ke dalam list mimpi gw, yaitu salah satu dari kota2 yg ingin gw kunjungi di seluruh dunia (berarti sisanya akan menyusul, amiiin). Dan kalo dipikir2 lagi, sebenarnya ini jg sedikit mewujudkan goal gw tahun ini, yakni mencicipi udara Eropa, wkwkwkwkw... Emang bener kayanya, kata beberapa motivator, kalo kita ingin sesuatu hal, make a list, write it down as a start. Voila, terwujud dgn sendirinya (dgn campur tangan Allah tentunya).

Dengan perjalanan yg cukup lama, sekitar 12 jam lebih, Jakarta-London sebenernya ternyata tidak sejauh itu :p Tentu saja tergantung penerbangan yg lo pilih. Kalo berangkat dgn modal kantor, the flight is fun. Dgn airbus 380 dari salah satu airlines international, selama di penerbangan ada tayangan TV di setiap kursi penumpang. Dijamin ga boring, soalnya ada banyak pilihan film2 baru, musik keren, dan game2 yg lumayan (ya tau diri dikit lah, masa ngarepin game sekelas Uncharted ada di optionnya :D). Satu hal yg gw pelajari dalam trip kali ini, long trip need books. Ya, buku utk dibaca. Bener2 membantu kala lo dirundung bosan, ntah bosan selama penerbangan atau saat menunggu penerbangan. Gw terpaksa beli novel Harry Potter and The Deathly Hallows gara2 gada bacaan pas penerbangan balik. Untungnya dari semua novel HP, emang seri terakhir ini yg belum pernah gw baca bukunya, so ga rugi2 amat lah beli di sana.

London, like the other big cities in the world, punya jaringan sarana transportasi yg sangat keren. Pernah naik MRT di Singapore? Di London lebih keren dan lebih integrated. Namanya Underground, atau kerennya disebut Tube. Kalo lo bisa baca peta, di jamin ga akan nyasar kemana2 selama lo nemu yg namanya Tube station. Ada satu lemahnya naik Tube, lo ga bisa liat suasana kota, soalnya nih kereta jalan di bawah tanah. Kalo mau liat view, paling enak naik bus double decker khas London. Harganya lebih murah sedikit dari Tube, tapi view yg lo dapat lebih asoy. Utk naik 2 sarana transport ini lo cukup punya satu kartu, Oyster. Sistemnya kaya beli voucher hape aja, top up atau isi ulang kalo habis. Dan tarif perjalanan dgn make Oyster lebih murah daripada lo beli tiket satuan di loket/ticket atm.

Mahal. Itu kesan yg gw sering baca di review internet ttg London. Iya, emang kalo dikurskan ke kurs lokal, emang jatuhnya mahal. Tapi bagi gw, selama ini, dalam beberapa kali gw mengalami perjalanan ke luar negeri, mahal atau murah itu menjadi relatif, sebab pola pikir gw ttg uang jg berubah/bergeser mengikuti pecahan uang yg berlaku. Misal, sekali makan 5 pound, kalo dikursin ke rupiah, sekitar 60rb, itu itungannya mahal. Tapi karena harga2 makanan emang sekitar segitu, ya terasa biasa aja sebenarnya. Dan 5 pound itu adalah makanan enak loh ya, bukan yg asal masak doang. Utk masalah wisata pun, di London ada banyak tempat gratisannya malah. National Gallery (di mana lo bisa liat lukisan2 jaman dulu kala, ada lukisannya Leonardo da Vinci, Rembrandt, sampe Van Gogh), National Portrait Gallery (sama sih ama National Gallery, lukisan2 gitu, tapi campur dgn foto2 portrait modern), British Museum (kalo mau ngeliat peninggalan Mesir, Syria, Yunani, dkk. Ada muminya Cleopatra yg asli di sini) dan Museum of London adalah tempat2 yg lo bisa masuki secara gratis, tis. Apalagi kalo cuman foto2 Big Ben, Buckingham Palace, Westminster Abbey, St Paul's Church, Parliament Building, ya elah, itu gratis banget :) Oh iya, di St Paul kalo lo dateng pas sore hari (hari minggu), bisa numpang denger symphony2 klasik dari organ khas gereja, mantap bgt.

Ada jg beberapa spot wisata yg sedikit perlu keluar uang buat dinikmati. Misal London Eye, lumayan jg ini bayarnya, tapi sepadan lah dgn pengalaman yg lo dapet. Meskipun sebenernya cuman naik Bianglala raksasa doang, tapi view dari atas utk seluruh penjuru London itu priceless. Madame Tussaud jg perlu bayar, tapi kapan lagi lo bisa dempet2an ama Lady Gaga atau Robert Pattinson (meski cuman patungnya doang :D). Intinya, uang yg lo keluarin itu sebenernya sepadan dgn pengalaman lo dapat, dan cerita2 yg akan lo kenang dan bisa lo bagi2 ke orang lain.

Kebetulan saat gw ke sana kemaren bertepatan dgn masa libur orang2 Eropa, summer. So, bisa ditebak, rame dimana2. Utk penggemar gadis bule seperti gw, waw, ini ibarat ditraktir es krim sampe kembung. Gadis2 cantik berseliweran dimana2, dari yg dandanan simpel casual, sampe yg modis abis jg ada. Kalo dah begini, wajib nongkrong di Picadilly Circus atau ngga di Trafalgar Square, pusat keramaian London :D, dimana kita jg bisa nonton banyak street perfomance yg keren2 (serius gw, keren2). Apalagi kalo ke Shaftesbury Avenue pas malam hari, bueeeeh, tumpah itu orang2 modis nan cantik berseliweran dimana2, soalnya disitu salah satu spot hiburan malam, kaya club, restoran berkelas, dan teater2. Yg cantik itu rata2 aksennya aneh alias dari luar negara berbahasa Inggris. Apa ini berarti gw linguist fetish? wkwkwkwk...

Ngomong2 soal teater, kata orang kalo ke London itu jgn sampe ngelewatin yg namanya pertunjukan teater khas London. Mungkin sama kali dgn ketenaran Broadway di New York, atau malah jgn2 di London ini asal muasalnya. Yg jelas karena gw ga terlalu mudeng ama teater2 musikal jadi gw pilih teater komedi aja. The 39 Steps, adalah komedi yg gw pilih karena reviewnya bagus, dan lokasi teaternya persis di daerah Picadilly Circus. Benar2 memukau! Pertunjukan dgn 4 orang pemain, namun dgn 139 karakter (kata brosurnya, gw ga ngitungin). Semuanya perfect, dari akting, lighting, penggunaan properti sampai kesan komedinya bener2 cerdas. Kalo dah begini, jd malu sendiri ngeliat acara komedi lokal, menyedihkan. Anyway, kalo mau beli tiket nonton teater2 kaya gini, jgn beli online, beli aja di konter2 tiket diskonan yg ada dimana2. Yg recommended sih katanya TKTS di Leicester Square, tapi karena pas gw kesana dah tutup, jadi gw beli di tempat laen di sekitaran situ jg. Harganya bisa sampe separonya loh. Ga rugi lah pokoknya, one of the best show I've ever watched.

Sebagai muslim, hal yg paling ribet pas bertandang ke negara non mayoritas muslim adalah mencari makan. Dari awal gw dah ribet sendiri searching lokasi2 tempat2 makan yg halal2, yg gw kaget ternyata di London cukup banyak. Tapi realnya di lapangan, ga seribet itu. Kita selalu lupa bahwa ada option ikan, seafood, dan salad. Tesco atau Tesco Express ada dimana2. Ini ibaratnya Indomaret lah kalo di Indonesia. Disitu lo bisa beli sandwich tuna/salmon, salad2 yg yummy, buah2 potong segar yg dah dikotakin, atau sushi. Ga perlu ribet nyari daging halal. Pret, salah satu tempat makan cepat saji yg terkenal di London, lebih gila lagi. Hampir di setiap sudut kota ada. Pret ini emang "warung" andalan London. Sama kaya di Tesco, tinggal pilih sandwich, salad, buah, sushi, sup sampe dessert kue2 coklat yg enak BANGET. Kalo dah kangen rasa daging ama nasi (ini yg katro banget Indonesianya :D), baru lari ke resto halal. Atau daripada repot dan mahal, bisa cari Wox In A Box, atau Chicken Wox, yg nyediain chinese food gitu tapi halal. Gw jg sempet nyicip resto Rasa Sayang di Oxford Street yg jg halal (punyanya Malaysia). Sayangnya utk masalah rasa, gw lebih milih Tesco atau Pret aja. Oh iya, cobain jg Fish and Chips khas Inggris, yg bisa lo dapetin di resto mana aja, hampir semuanya nyediain kayanya. Oh iya, satu lagi, selama di London breakfast gw selalu di hotel. Dan tipenya adalah British breakfast, yaitu meskipun prasmanan tapi pilihannya cuma aneka roti2 gitu, ham, tomat mentah ama telor rebus. Ham gw skip (masalah kehalalan), sisa roti, tomat ama telur. Begitu terus, every single day. But you know what? I like it, wkwkwkwk... Gw baru tau tomat campur telur rebus ternyata enak jg, asal dikasi merica ama garam :D

Jgn lupa belanja kalo ke London. Pasti ada aja yg nitip ntah gantungan kunci sampe tempelan kulkas. Kalo mau belanja yg hemat, mending pergi ke Camden Market atau Camden Lock. Harganya bisa ditawar, dan pilihannya lebih banyak dan unik2. Dan ga cuman souvenir2 pasaran begitu doang yg ada di sana. Ada berbagai macam kerajinan yg unik2 dan murah2. Kalo doyan belanja pasti seneng deh ke situ. Di sana ternyata jg pusat makanan loh, malah pilihannya internasional dari masakan Spanyol sampe Nigeria. Gw nyoba Phaella (seafood) dari Spanyol. Gw berani pilih soalnya si koki masaknya misah2 kualinya dgn daging2 laen. Kalo mau belanja yg branded ga bakal nemu di Camden, mending ke Oxford Street atau Regent Street aja, disitu pusatnya branded things (dari Zara, Burberry, FCUK, dll). Kalo lagi untung, pas lagi banyak diskon (kaya gw kemaren :D). Kalo ga sempat beli souvenir ke Camden, boleh jg beli di Lambert Souvenir deket Trafalgar Square. Menurut gw setelah survei harganya relatif lebih murah daripada stall2 di pinggir jalan.

Kurang lebih 8 hari gw di London, dan masih saja gw kekurangan waktu utk mengunjungi tempat2 yg sudah gw incer sebelumnya. Gw masih kelewatan Tower Bridge, Tower of London, Tate Modern, Portobello Market, Stamford Bridge (kandangnya Chelsea), Natural History Museum (pgn liat tengkorak dinosaurus), dan beberapa walk guided tour yg murah2. Bukan apa2, cape jg muter2, jalan kaki kesana kesini, karena terlalu banyak spot menarik di setiap sudutnya. Meskipun Tube ada hampir di setiap pusat massa berkumpul, tapi tetap saja, jalan kaki dari satu spot ke spot yg laen itu memakan energi. Gw heran dan takjub, orang di sana atau para Londoner jalannya cepat2. Gw yg orang Asia, yg harusnya logikanya lebih tahan banting dari mereka, malah kepayahan, wkwkwkwk... Satu lagi yg menarik gw perhatiin di London, ada banyak orang2 sepuh yg masih semangat hilir mudik dimana2. Di tube, di pinggir2 jalan, nongkrong di taman, atau sekedar ngopi di cafe. Dan sepuh ini bener2 sepuh, yg jalannya dah pake tongkat, rambut memutih, kulit keriput. Luar biasa, salut bgt gw ama semangat hidupnya. Ntah beda paradigma atau gimana, kayanya kalo di Indonesia, orang2 tua2 gitu dah pada males utk aktif di luar rumah. Pola pikir kita kayanya, kalo pensiun ya udah, selesai, males2an aja di rumah. Tapi tidak begitu yg gw liat di sana. Fascinating...

Huff... Seandainya gw punya waktu lebih banyak... Someday, I'll comeback, either alone, or with someone :)

Link untuk foto2nya :)
Travel

Wednesday, June 22, 2011

Kembali Ingat

Beberapa waktu yang lalu, seorang sahabat terdekat gw, perempuan, yang baru saja melahirkan bayi mungil yang cantik, memberi kabar bahwa ia sedang mengidap tumor di kepalanya. Deg. Awalnya gw ga terlalu menganggap serius, sebab waktu itu dia hanya menyebut nama ilmiah penyakitnya saja, yang langsung gw tau dari google merupakan tumor. Karena awal berita tersebut terputus di jalan (ya namanya juga lagi chatting, koneksi down itu wajar, apalagi di Indo), jadi gw pikir gw tunggu aja penjelasan lebih detil darinya. Dan ternyata memang benar, itu penyakit sangat serius. Ada jaringan tumor kecil tumbuh di belakang mata kanannya.

Pernah ga kalian mengalami saat sakit yang amat sangat, sehingga merasa ajal sudah di ambang pintu? Atau paling tidak, mendapat vonis sebuah penyakit bernama asing, yang belakangan setelah lo browsing ternyata penyakit yang cukup parah, yang akan menghantui lo seumur hidup? Sahabat gw sudah merasakannya, gw pun sudah merasakannya. Meskipun sebenarnya penyakit2 yang pernah menghampiri tubuh gw tidak seberat dan sekeren penyakit sahabat gw tadi, namun masa2 penuh ketakutan itu memang pernah melintas.

Gw masih ingat sakit teramat sangat yang pertama kali gw rasakan adalah saat gw kena hernia. Tiba2 tengah malam buta, mungkin saat itu gw masih duduk di bangku SD, gw merasakan sakit yang amat parah di perut bagian bawah dan bagian scrotum (itu loh, testikel laki2). Begitu sakitnya, sampai2 gw gedor pintu kamar orang tua, membangunkan mereka untuk berbuat sesuatu. Hey, gw anak SD, mana gw tau obatnya apa. Bingung, papa langsung membawa gw ke rumah sakit. Perjalanan ke rumah sakit, dengan menggunakan sepeda motor, adalah masa2 terberat. Luar biasa sakitnya, ditambah goncangan2 dari sepeda motor saat melaju di tengah malam. Saat itu yang terlintas di kepala: Ini nih kayanya waktu gw, mau 'lewat' jangan2. Sakit yang amat sangat, sampai2 terpikir akan mati. Ternyata gw kena hernia. Ntah apa sebabnya, namun yang jelas emang bukan karena sebab musabab yang disebabkan oleh keteledoran gw atau orang tua gw, tapi ya murni penyakit yang memang muncul tiba2. Alhamdulillah, setelah terapi pijat, penyakit ini sudah tidak pernah lagi muncul alias kumat. Namun pikiran kematian sudah dekat itu tetap saja membekas di kepala :)

Kemudian, lama hidup adem ayem saja, tiba2 saat tes kesehatan di salah satu perusahaan (saat baru lulus S1), ternyata ada vonis baru lagi. Scoliosis. Itu loh, tulang punggung yang tidak lurus, alias bengkok. Ternyata tulang punggung gw ada kebengkokan sekian derajat. Itupun diketahui setelah di rontgen. Selama ini memang tidak ada keluhan apa2 sebenarnya, namun namanya baru dapet vonis, langsung browsing2 dan menemukan fakta2 tentang scoliosis. Saat itu yang menjadi berat bukannya pikiran tentang kematian, namun fakta bahwa tubuh gw cacat, (dalam tanda kutip) dan kecacatan itu gw bawa terus sampai akhir hayat nanti. Down. Down terutama memikirkan bagaimana masa depan, susahnya mencari kerja, dan lain sebagainya. Alhamdulillah ternyata masih ada perusahaan yang tidak memusingkan masalah penyakit seperti scoliosis, jadi ketakutan akan penghidupan pun pelan2 menghilang. Ditambah lagi sampai saat ini alhamdulillah belum ada efek2 buruk dari bengkoknya tulang punggung ini, jadi yaaa dibawa enjoy aja.

Terakhir, yang paling baru, saat gw terkena hepatitis. Saat itu lagi sibuk2nya menyusun tesis S2. Begitu padatnya, sampai kondisi badan drop, dan gw tumbang dengan suksesnya selama hampir seminggu. Badan lemas luar biasa, makan hanya mampu beberapa suap (bukan karena pilih2 makanan, tapi muntah bos, baru cium baunya aja). Tidur pun gelisah luar biasa. Jikalau tertidur, pasti dengan tambahan mimpi2 aneh yang membuat kepala pusing. Lagi2, terlintas, jangan2 ini masa2 menuju waktu gw 'lewat' lagi. Tumbang beberapa hari, alhamdulillah ternyata perlahan2 membaik. Belakangan, setelah cek dokter, gw baru tau, dan konfirm kalau ternyata gw terkena Hepatitis A. Alhamdulillah penyakit ini (tipe A) ternyata bisa disembuhkan total, tidak seperti saudara2nya Hepatitis B dan C, yang akan menjadi momok seumur hidup. Easy guys, gw dah sembuh total kok, jadi ga perlu takut lagi share makanan ama gw, hehehehe...

Dari semua masa2 terberat itu, kesamaannya satu. Gw jadi inget Tuhan. Gw jadi inget Allah. Ingat dalam arti benar2 sadar bahwa gw sudah menyia2kan hidup gw dengan terus berbuat dosa, dan kurang taat pada perintah2Nya. Saat2 terberat seperti itu, biasanya saat dimana kita ingin benar2 taat sepenuhnya. Sholat jadi rajin, doa setiap saat, ngaji, dan segambreng ibadah yang tadinya cuman diamalkan seadanya, menjadi diamalkan semaksimalnya. Lucu dan memalukan sebenarnya, tobat di kala mendapat ujian. Malu sama Allah, baru inget kepadaNya setelah kehilangan sandaran dimana2. Kemana aja selama ini, barangkali begitu komentar yang mucul kalo kejadian di kalangan manusia :) Dan yang lebih lucu dan memalukan lagi, segera setelah ketakutan itu menghilang, sesegara itu juga perbuatan dosa kembali terulang.

Ya Allah ampuni hambamu yang bengal dan degil ini.

Mudah2an kita tidak memerlukan penyakit parah datang terlebih dahulu untuk menyadarkan kita kembali secepatnya kepada jalan yang benar. Mudah2an pula kita senantiasa diberi keikhlasan dalam menghadapi setiap ujian hidup termasuk penyakit yang menghampiri.

Lakukan yang terbaik detik ini juga, karena detik ini tidak akan pernah terulang lagi kemudian.

Sunday, May 15, 2011

Fase Kehidupan

Pernahkah kalian merenung tentang kehidupan? Gw pernah. Kadang dari renungan2 malam seperti ini, gw bisa dapat pencerahan atas permasalahan2 yg sedang mengganggu pikiran gw. Simpel sebenarnya. Kita cuma perlu suasana yang tenang, sepi, kondisi pikiran sedang santai, dan waktu yang sengaja diluangkan untuk melakukannya.

Hidup di kota besar seperti Jakarta, dengan segala kesibukannya, membuat gw kadang kehilangan waktu untuk menyendiri. Pekerjaan yang melelahkan membuat waktu pribadi gw habis untuk beristirahat. Weekend memberi gw waktu, tapi tidak dengan ruang. Kesibukan kota yang padat tidak meninggalkan ruang untuk gw bersunyi sepi. Maka saat2 seperti liburan, mudik ke kampung atau dinas ke kota kecil seperti inilah yang kemudian menjadi saat yang tepat untuk merenung.

Renungan terakhir gw terjadi beberapa malam yang lalu, malam minggu tepatnya. Mungkin masih sekitar pukul 9-10 malam saat itu, namun di KB suasana sudah sangat sepi. Toko2 di pusat kota sudah tertutup rapat, hanya ada satu dua saja yang masih buka (itupun dalam proses siap2 menutup toko). Gw dah bawa bekal, satu es krim walls (paddle pop kayanya), sama satu botol dingin teh hijau merknya ga familiar. Dari lamunan malam itu, gw baru sadar, kalo hidup gw ini tersusun dari fase2. Kadang, satu fase beririsan dengan fase yang lain. Tapi kebanyakan, satu fase terselesaikan dulu, kemudian dimulai dengan fase yang baru.

Fase awal dari pembentukan diri gw adalah fase sekolah,tentunya. Fase SD, SMP, SMA, Kuliah. Semuanya terlewati dengan baik, dengan prestasi dan kenangan2 yang baik pula. Dari kuliah, lanjut ke fase pengenalan kerja. Mulai dari kerja kontrak salah satu perusahaan lokal di Bandung, kemudian lanjut kerja di perusahaan swasta yang lumayan besar di Jakarta. Yang menarik, terutama dari fase kuliah ke kerja, semua berjalan berurutan seperti memang sudah jalurnya harus seperti itu. Selesai kuliah, sebelum wisuda, gw sudah ditarik (diajak teman sebenernya) untuk bekerja secara project term. Untuk ukuran mahasiswa yang belum resmi mendapat gelar sarjana, tawaran seperti ini sangat menarik. Dengan gaji yang termasuk besar untuk seorang "mahasiswa" dan peluang untuk bekerja di perusahaan yang termasuk bergengsi di kalangan lingkungan perkuliahan gw waktu itu, ya gw sangat bersyukur. Lalu, saat project sudah mau selesai, tiba2 dosen gw merekomendasikan gw ke perusahaan yang lebih besar lagi berpusat di Jakarta. Alhamdulillah, keterima dengan lancar. Jadi bisa dibilang, selesai fase pengenalan kerja di Bandung, gw langsung diberikan kesempatan kerja long term setelahnya.

Indah bukan?

Demikian pula dengan cinta. Sepanjang kehidupan gw, yang namanya cinta, datang dalam fase. Selesai satu fase, baru kemudian datang fase yang lain. Meskipun pada kenyataanya, untuk kasus yang satu ini, jeda waktu antara fase satu dan yang lain bisa cukup lama, hehehehe. Kadang fase bercinta ini juga berakhir, dan langsung berlanjut ke fase kehidupan yang lain. Contoh paling baru ya tentu dari hubungan serius gw yang terakhir. Saat lepas dari cinta, ternyata fase baru langsung dimulai, kuliah pasca sarjana. Dan benar2 murni fase pasca sarjana ini berjalan tanpa ada irisan sedikit pun dengan fase sebelumnya. Bahkan hingga selesai :D Lagi2 hal menarik terjadi. Setelah selesai fase S2 tersebut, tiba2 kantor mendapat project yang lumayan besar di luar, yang mengharuskan gw untuk mengerjakan project yang bersangkutan di luar negeri dalam bilangan minggu. Benar2 waktu yang tepat bukan? Bayangkan bila project tersebut datang saat gw sibuk2nya kuliah, atau malah lebih parah, sibuk2nya mengerjakan tesis? Padahal pekerjaan project ke luar seperti itu, adalah ladang mencari jagung, eh, mendulang emas sebanyak2nya buat kami pekerja lokal. Jadi bisa dibilang, setelah fase kuliah selesai, mulai lagi fase yang baru, yakni fase mengumpulkan modal :D.

Nikmat ga sih?

Semua fase kehidupan tadi tentu ga akan bermakna sama, kalo gw ga memaknainya lewat renungan malam itu. Hal2 tersebut hanya akan berlalu begitu saja tanpa makna, karena demikianlah hidup, dinamis. Semua hal berlalu begitu saja, tergerus waktu. Makanya, perlu untuk berhenti sejenak, rileks, dan mulai memaknai pencapaian2 dalam hidup kita.

Fase terakhir masih gw jalanin sampe detik gw menulis blog ini. Ntah apa nanti endingnya fase ini, apakah emas yang terkumpul menjadi modal berbisnis, atau modal travelling, atau malah modal menikah, masih merupakan kemungkinan2 yang belum terjawab. Mungkin benar kata orang, semua akan indah pada waktunya. Dan percaya atau tidak, kenangan dari semua fase kehidupan tadi, hampir semuanya indah. Bukan berarti tidak ada nestapa yang menghampiri kehidupan gw, tapi ntah kenapa, hampir semua duka yang pernah gw alami, susah untuk diingat2.

Kalo kata Allah SWT, nikmatKu yang mana lagi yang kau dustakan? :)

note:
Foto yg gw sertakan, gw ambil saat renungan ini terjadi. Cakep ya? :p

Sunday, May 1, 2011

Bali = Biasa

Jangan pada kepancing emosi dulu ngebaca judulnya ya, baca dulu ceritanya :)

Akhirnya, beberapa hari yg lalu kesampean jg gw mewujudkan keinginan papa mama utk liburan ke Bali rame2 sekeluarga. Rame2 ini sebenernya cuman 4 orang sih, wong kita ini korban program KB, jadi ya cuman bapak ibu dan dua orang anak (yg sok sibuk). Ntah papa atau mama yg sebenernya pengen bgt ke Bali, pas ditanya dua2nya malu2 kucing ga mau ngaku, malah saling nuduh :) Tapi memang keduanya belum pernah sama sekali menginjakkan kaki di Bali. Sementara gw ama ade udah pernah, gw dulu waktu ada pameran kerjaan, ade gw pas waktu ada kunjungan pabrik apa gitu dari kampusnya. So si anak2 ini lah yg akhirnya ngatur2 segala macam, mulai dari tiket pp, hotel, sewa mobil, sampe rute perjalanan utk tempat2 yg "ok" utk disinggahi. Mengingat ini perjalanan bersama orang tua, tempat2 HEDON jelas dicoret dari list, wkwkwkwk...

Ga mudah ngatur rencana liburan keluarga begini. Meski gw dah jauh2 hari survey di forum andalan, tetep aja yg namanya kendala muncul ga bawa undangan. Fakta di lapangan kadang ga sesuai sama hal2 yg sudah kita survey sebelumnya. Untunglah, liburan tetep fun, dan meskipun over budget, tapi masih dalam batas toleransi laaah.

Kita cuman ngabisin total 4 hari di Bali, anggap aja 3 hari, soalnya hari terakhir dapet tiketnya rada pagi, jadi ga kemana2 jg. Hari pertama, papa mama dan ade gw sampe duluan di Ngurah Rai, soalnya mereka berangkat bareng dari Surabaya (papa mama ke Surabaya dulu). Sementara gw, datang agak belakangan (cuman beda itungan menit) dari Jakarta. Begitu sampe ya kita langsung cari hotel. Ternyata oh ternyata, sejumlah list hotel yg udah gw survey "murah" ternyata menarik biaya per orang (bukan per kamar!). Gile, dari pertama gini aja udah over budget utk nginep. Atas saran supir taksi yg kita naiki, mulailah kita survey penginapan lain. Poppies terlalu rame dan berisik utk liburan keluarga (apa lagi bawa kalo bawa orang tua), not recommended, terlalu jauh dari jalan besar. Setelah keluar masuk penginapan (yg rata2 charge per person), akhirnya gw mutusin utk ke hotel dulu gw pernah nginep, daerah Kartika Plaza. 300rb per kamar utk dua orang, dah ada AC dan tipi. Lokasi ga jauh2 amat dari jalan gede (ya Kartika Plaza), dan Discovery Mall tentunya (asik lah buat anak mall kaya gw :D). Sampai matahari mulai terbenam, kita menghabiskan waktu di pantai Kuta, sambil ngopi yg bikinnya di circle K terdekat. Meskipun bukan high season, pantai cukup rame. Papa mama sibuk ngomentari bule2, mulai dari yg berbikini, sampe yg bawa "pembantunya" (apa pacarnya ya?? wkwkwkwk). Hari mulai gelap, so kita pindah mau cari makan. Awalnya mau sambil lewat ke Legian (mau ke Ground Zero) dan cari makan disana. Tapi ternyata, jalan kaki ke Legian dari Kuta lumayan bikin ngos2an papa mama sodara2 :) Dan... sampe Legian kita jg ga nemu tempat makan yg bersahabat :) Ya udah habis foto2 di Ground Zero bentar, langsung naik taksi cabut ke Ayam Betutu di Jl Raya Kuta. Ade gw kepincut ama sambel bawangnya, sementara papa, kumat maagnya gara2 kepedasan, hehehe...

Hari kedua, karena ini namanya liburan santai, so kita carter mobil aja lah plus drivernya. Suzuki APV sudah sama ongkos supir dan bensin utk carter 10 jam, 400rb. Sebenernya standarnya bisa dapet lebih murah, 350rb aja, tapi karena kita order dari hotel nambah deh 50rb. Hari kedua, emang sudah direncakan utk maen di jalur selatan aja. Tadinya mau singgah ke Sukawati dulu, tapi ternyata terlalu jauh, takut ga keburu. Jadi ya start ke Nusa Dua aja. Karena pantai2 di Nusa Dua dimonopoli ama hotel2 elit, jadi kita maennya ke pantai umum aja. Pengen ke Geger, cuman katanya di Geger bagus kalo mau renang, so kita belok ke Mengiat aja. Ternyata tetep, dominasi bule di pantai ini lebih gila daripada di Kuta. Kayanya yg turis domestik cuman gw sekeluarga doang wkwkwkw... Jadi aneh deh, ngeliat sekeluarga berpakaian lengkap, sementara yg laen setengah telanjang. Pantainya ya standar Nusa Dua lah ya, pasir putih bersih, dgn perairan dangkal, enak banget buat yg mau berenang. Karena kita saltum dan emang ga doyan berjemur (dah pada item), ya cabut langsung ke lokasi berikutnya, GWK (Garuda Wisnu Kencana). Itutuh patung2 raksasa Wisnu yg digendong Garuda (yg ga jadi2 dari 1997). Masuknya ga mahal, berempat ga sampe 50rb. Dari sini yg keren menurut gw adalah potongan2 dari bukit kapurnya yg dibuat sedemikian rupa jadi tebing2 yg bagus. Terus bisa liat "leher" pulau Bali di area patung Wisnu. Karena naik turun tangga, papa gempor jg :). Btw, kita makan di warung bandung di area GWK ini, ngakunya Sunda semua, ternyata satu orang ditanyain papa ngakunya dari banyuwangi, wkwkwkwk... Abis GWK, kita cabut ke Dreamland, yg katanya "keren bgt". Masuk dari Pecatu Resort, tempat masuknya ngga banget. Cuman kaya parkiran liar, dgn jalan masuk berbatu. Lagi2 medan berat buat bokap :D. Tapi demi tau yg namanya Dreamland, yah dijabanin aja. Ternyata pantainya ga terlalu besar, dan tidak sekeren bayangan gw. Karang2nya bagus2 sih, cuman karena terlalu sempit jadi bener2 diluar ekspektasi gw. Dan ombaknya, yg katanya ok buat surfing, masih kalah ama Sawarna. Mana pas kesana, penuh ama bocah2 abege yg liburan abis ujian. Buset, itu bocah2 pada rebutan foto ama bule, wkwkwkw... Untungnya ada ibu2 tukang pijet seliweran, papa mama dan ade gw akhirnya dipijet. Pijet sebadanan 100rb, kaki doang 50rb. Tambah sewa kursi panjang buat baring 50rb. Lumayan enak kayanya, papa ampe ketiduran, wkwkwk... Tapi hasil pijet2 itu impas, soalnya baliknya lewat medan berat itu lagi, apes hehehe. Dari situ, sesuai rencana, kita ngincer nonton kecak pas sunset di ujung tebing Uluwatu. Monyet Uluwatu yg terkenal usil memakan korban. Sendal murah ade gw yg ada payet2nya dilahap ama monyet garong, wkwkwkwk... sampe teriak2 dia pas kakinya disamber. Tas plastik isi air mineral yg dipegang mama jg kena rampas pas baru mulai masuk lokasi :D. Sampe trauma si ade, ga berani pake sendal lagi, tuh sendal akhirnya masuk tas, wkwkwkwk... Kecaknya seperti biasa, memang keren. Agak mahal untuk nonton kecak, per orang kena 70rb. Sayang cuaca kurang begitu cerah waktu itu sehingga sunsetnya kurang berkesan buat gw, ga seperti waktu pertama gw tonton dulu. Final destination hari itu tentunya Jimbaran, makan seafood di pinggir pantai. Dulu waktu kesana, gw ke bagian Jimbaran yg rame, mungkin versi menengahnya. Jadi begitu masuk dan pilih2 ikan langsung berhadapan ama puluhan meja yg penuh terisi. Sementara kemaren, mungkin karena si supir menilai kita cukup berduit (wkwkwkwk), malah dimasukin ke bagian jimbaran yg elit. Areanya sepi, dgn tatanan meja yg agak berjauhan, bener2 utk kaum berduit kayanya. Dan itu terbukti, pas bayar, hahahaha... Meski sudah ancer2, tetep aja shock ngeliat digit banyak begitu. Untungnya masakannya terbilang enak bgt, kalo ngga, bisa ngamuk2 sepanjang jalan :D Namanya JBL, katanya si supir sih ini area yg kena bom waktu 2005.

Hari ketiga, rute timur. Dimulai dari nonton Barong di Batu Bulan, 80rb seorang. Pertunjukan tari Barong, dgn posisi menonton mirip seperti di bioskop, cukup menghibur dgn tari2annya, lelucon2nya, sampe ada atraksi ilmu kebal segala. Terus dari situ, kita langsung merapat ke Sukawati, maklum, ibu2 belanja sudah bawel dari kemaren. Emang sih murah2 disana, kalo mau beli yg pasaran2 oleh2 bali kaya baju barong, daster, gantungan kunci, disitu tempatnya, cuman ramenya itu loh, buset bisa pingsan gw kelamaan di dalam. Yg borong banyak ya emak gw ama ade gw. Bokap gw ama gw cuman keliling2 doang, ga kuat ngaduk2 pasar. Cape ngudek2 pasar, kita cabut ke Ubud. Bingung mau ngapain disini, soalnya badan dah cape, so ngaso aja lah di Bebek Bengil. Lokasinya lumayan jg, deket2 sawah2 gitu. Mungkin bagi orang2 yg emang ga pernah liat sawah, ini resto keren. Cuman buat gw ya biasa aja, ga spesial2 amat :D Tapi emang bebeknya enak banget, sebanding harganya yg seporsi 75rb. Wakakakaka... bisa dapet berapa porsi tuh kalo buat beli bebek goreng warung di Cilandak. Tapi kalo saklek bgt mau jauhin subhat, mending jgn makan disini, soalnya belakangan gw liat di menunya ada BBQ babi ama babi guling :D. Karena ini makanan gorengan yah gw berprasangka baik masaknya ga barengan. Kalo buat leha2, ok lah, mesti pas dapet tempat yg ok di bale2 lesehan. Gw pas bgt dapet spot yg ok, lesehan di lantai dua. Liburan ama keluarga ga afdol kalo gada obrolan2 santainya ama orang tua. Nah di resto inilah, karena tempatnya mendukung bgt, obrolan2 yg santai dan berbobot keluar semua :) Abis puas ngobrol, ternyata udah agak sore. Tadinya mau ke Kintamani segala, Tampak Siring dll, cuman ternyata ga keburu. Bisa kemalaman di jalan. Ya udah banting setir aja ke Tanah Lot, biar ortu tau salah satu ikon Bali yg ini jg. Dasar emang lagi weekend, di Tanah Lot ternyata lagi rame bgt ama turis. Jadi agak malas mau lama2, apalagi kalo pake nyari spot foto segala, beuh, bocor kemana2. Akhirnya setelah enyak babeh nyobain mata air yg di bawah pura, kita balik deh. Masih mau ngejar belanja di Discovery malemnya :)

3 days in one of the beautiful island in this country, and my father still said, "Papa ga nemu, apa sih istimewanya Bali, sampe bikin orang2 pengen balik lagi ke sini". Wkwkwkwkw... Mungkin memang bagi beliau, yg emang doyan jalan2, yg emang lahir pedesaan, hal2 yg bagi sebagian orang tampak spektakuler, tampak biasa aja menurut beliau. Ya ntah karena emang udah terlalu sering melihat hal sejenis (yg bersifat tradisional2 gitu), atau emang keindahan duniawi sudah ga terlalu menarik lagi bagi beliau. Ini bakal beda jadinya, kalo dibawa Umrah atau Haji :D, bisa panjang lebar ceritanya :D

Gw yakin liburan ini berkesan buat keluarga gw. Secara ini adalah liburan bareng2 yg udah lama bgt ga pernah kita lakuin. Ada banyak kenangan yg bisa jadi bahan cerita utk bertahun2 kedepan. Misal, ngobrolin si bule dan 'pembantunya' di Kuta, ngetawain ade gw yg pucat dikejar monyet di Uluwatu, ngubek2 sukawati buat nyari gelang dari cangkang kerang bareng nyokap, sampe ketiduran di pijet di Dreamland dgn celana jeans (padahal yg bule2 pada pake baju bertali satu semua :D). Oh dan ga lupa, obrolan2 penuh makna, di pojokan lesehan Bebek Bengil Ubud. Aaaah, menulis tulisan ini aja bikin gw senyum2 lagi. Next time mudah2an gw bisa bawa jalan lagi keluarga gw. Next candidate: Lombok, Singapura, atau Kuala Lumpur. Tapi sebelumnya, tentu gw jalan2 duluan (dgn alasan survey), wkwkwkwkwkw...

Nabung2 dimulai lagi...

Oie, apa gw ke Eropa dulu yaaaa??? wkwkwkwkw....