Mau tidak mau, akhirnya gw
ngerasa perlu utk menulis paling tidak sekelumit apa yg gw pikirkan mengenai
Pilpres kali ini. Hanya ada 2 pilihan, Prabowo sang mantan jendral atau Jokowi
sang gubernur. Gw ga kenal keduanya (pastinya). Jadi apapun yg gw tulis disini
mengenai mereka berdua, murni adalah pendapat pribadi, berdasarkan logika, dan
berdasarkan semua hal yg gw dapat dari berbagai sumber.
Mengenai sumber informasi, sulit
untuk mencari mana yg benar saat ini. Beberapa media2, jelas menampakkan keberpihakan
pada calon2 tertentu, dengan porsi pemberitaan yg tidak berimbang, negative
campaign bagi salah satu calon dll. Jadi sangat tidak layak bila informasi2 yg
berasal dari media2 itu dijadikan rujukan kebenaran yg mutlak. Semuanya bisa
dipelintir. Sejarah kita saja bisa
tiba2 berubah (apa malah semakin ga jelas). Apalagi kalo dah kenyang ama
berbagai teori konspirasi, pasti dah pada hapal gaya2 begini.
Anggaplah, agar adil, sumber2 informasi tersebut benar semua. Maka jelas,
kedua calon bukan lah orang baik seperti yg didengung2kan masing2
timses/pendukungnya. Dua2nya punya sederet kesalahan yg dituduhkan pernah
dilakukan di masa lalu. Gw coba mention disini kasus2 utama saja. Untuk
Prabowo, kasus yg paling memberatkan, dan paling sering diungkit2, adalah keterlibatannya
dalam penculikan aktivis tahun 1998. Akan panjang diskusi mengenai kasus ini.
Yg pro akan bilang sudah ada pengadilan, terbukti tidak terlibat, korban dari
politik saat itu dll. Yg kontra akan bilang perlu pengadilan HAM, masih ada
korban penculikan yg hilang, dalang utama penculikan dll. Kalo mau berimbang,
silakan cari versi masing2, versi Prabowo sang penjagal, dan versi Prabowo sang
penyelamat situasi. Lihat mana yg lebih masuk akal. Dari sisi Jokowi, gw terus
terang ga tau kasus mana yg tergolong berat yg dituduhkan ke Bapak ini.
Dibanding kasus Prabowo, kasus Jokowi relatif kurang nampol, sehingga relatif
terlihat lebih baik. Korupsi bus Transjakarta? Berbagai proyek mandeg di
Jakarta? Ada lagi gitu? Tidak terlalu banyak memang, tapi kalo semua itu benar,
maka dia pun tidak sebersih yg kita kira.
Menarik jg utk bicara orang2 di belakang calon2 ini. Masih jelas gw ingat
seorang Wimar Witoelar mempost sebuah gambar seorang calon, bersama para
pendukung, dgn tagline yg cukup provokatif. Ck3, calon sebelah jg tidak
sebersih itu juga kali bro. Di belakang Prabowo, banyak nama tenar dari kalangan
dunia “hitam” hehehe. Yg paling nampol menurut gw ya dua orang ini: ARB dengan lumpur
lapindo dan Hattarajasa sang cawapres dgn kasus anak emasnya. Sementara di
belakang Jokowi, sama saja. Ada Megawati dgn kasus BLBI/Indosat, ada Wiranto
dgn kasus Mei 98. Sama aja toh, the rise of evil jg kalo sama2 naik. Ini
belum bicara isu2 dukungan negara asing, konglomerat2 jahat di masing2 kubu loh
ya. Apalagi kalo dah nyinggung agama, bueh, bisa holy war nih disini (at least
di dunia maya). Timses dan pendukung
keduanya jg sama, sama2 ada yg baik dan kreatif, ada jg yg setannya kelewatan.
Timses Prabowo terlihat lebih terstruktur, seragam. Sementara Jokowi terkesan
berantakan, tidak padu. Bagi sebagian orang, keberantakan pola kampanye dari
tim Jokowi ini dinilai sebagai bukti keberagaman. Entahlah, bukan poin penting
jg buat gw.
So, dua2nya sama2 punya potensi
yg baik, sekaligus yg buruk. Dua2nya
sama2 masih menarik utk dipilih. Sekarang pertanyaanya, seiring waktu
pencoblosan yg semakin dekat, pilih yg mana? Disini lah penilaian dan standar
masing2 orang berbeda.
Banyak orang akhirnya berpaham “pilihlah yg lebih sedikit mudaratnya” atau
“pilihlah yg lebih sedikit keburukannya”. Tapi, seperti yg gw tulis di awal
tadi, gw ga kenal dan ga pernah berinteraksi langsung dgn kedua orang ini. Dan
media sudah gw coret sebagai sumber terpercaya. Maka dari itu, tidak ada yg
bisa gw percaya lebih baik selain akal dan intuisi gw sendiri. Satu2nya cara
paling sederhana buat gw untuk menilai kepribadian masing2 capres, adalah dengan
menonton acara debat capres. Siaran langsung di TV, sehingga kita bisa liat
langsung bagaimana cara masing2 calon bersikap terhadap masalah maupun kepada
saingannya.
Poin pertama, buat gw presiden itu harus mempunyai wibawa, baik dalam
perkataan dan pembawaan. Susah ngomong ‘wibawa’, gada definisi jelasnya. Tapi
buat gw, selama debat capres Prabowo lebih berwibawa daripada Jokowi. At least
di dalam bayangan gw, seandainya ada dialog antar pemimpin negara di sebuat
acara internasional, Prabowo akan nampak lebih cemerlang dibanding Jokowi.
Kemudian gw ga terlalu peduli dengan kejelasan program dan misi2 realistis
masing capres: program kartu ini itu, kebocoran anggaran, dll. Seandainya gw yg
maju jadi capres, hal2 seperti gitu gampang saja, asal visi sudah jelas dan ada
orang2 pintar yg ahli di bidangnya sebagai back up, dimana gw yakin semua ada
di belakang masing2 calon. Siapa saja bisa bikin program2 keren. So gw lebih
peduli hal2 kecil, yg menurut gw penting dalam penilaian karakter dua orang
ini. Contohnya, sampai debat terakhir yg gw tonton, jelas terlihat Jokowi
seringkali menampilkan gestur dan mimik menyepelekan, atau bahkan merendahkan
lawannya. Ngeye’ kalo kata orang. Definitely not the kind of attitude of
a great leader. Dan bahkan sempat terlontar beberapa kali pertanyaan2 yg
langsung menyudutkan (bahkan menurut gw jelas menunjuk ke pribadi) kubu Prabowo
dan Hatta, baik keluar dari Jokowi sendiri ataupun dari JK. Lagi2, ini bukan
attitude pemimpin yg baik. Seandainya mereka yakin menang, dan yakin sudah
memiliki performa yg cukup baik, maka tidak perlu sama sekali mengeluarkan pernyataan2
rendah seperti itu.
Jadi sampai dengan tulisan ini
dibuat, hanya dengan 2 alasan itu saja gw sudah cukup yakin untuk tidak memilih
Jokowi-JK. Tidak lantas berarti Prabowo adalah pilihan yg paling bersih dan
tanpa cacat. Hanya saja dari kriteria gw tadi, kubu Prabowo adalah pilihan
terbaik yg ada selain kubu Jokowi. Itu
saja, sesimpel tidak ada pilihan lain yg lebih baik. Jikalau ada calon ketiga,
keempat, dan seterusnya, tentu lain lagi ceritanya. Masalah apakah Prabowo setelah
menjadi presiden akan menjadi pemimpin yg adil dan membawa kesejahteraan
nantinya, kita liat 5 tahun kedepan. Demikian pula seandainya Jokowi yg menang
pada pilpres kali ini, apakah benar semua janji dan programnya akan terlaksana
dengan baik, kita tunggu 5 tahun mendatang. Yang jelas, pada akhirnya semua
akan terbukti, apakah semua janji akan ditepati ataukah kita kembali menjadi
orang bodoh yg tertipu.Mudah2an Allah senantiasa melindungi bangsa ini dari kehancuran.