Saturday, February 15, 2014

Beralas Kotak Kardus

Ini note lama, bulan Desember 2 tahun lalu. Saat masih terdampar di Paris. Catatan pendek tentang perjuangan sebuah barang yg bernama keimanan.

+++

Pertama kalinya dalam hidup gw, solat dilaksanakan dengan sembunyi2. Bersama2 orang2 asing pula. Ruangan kecil itu, yg mana sebenarnya adalah ruang kerja untuk 2 orang, dipenuhi jamaah kecil yang datang dari 3 negara di 2 benua. 6 orang dengan latar belakang negara, pendidikan dan usia yg berbeda, berbaur menjadi satu, demi sebuah ketaatan kepada penciptanya. 

Miris melihat praktiknya. Kami harus sembunyi2 melaksanakan solat. Solat di lantai ruang kerja, tanpa alas, ada yg bersepatu, dengan posisi shaf yg sangat terbatas. Lampu ruangan dimatikan, dan pintu dikunci dari dalam, demi menghindari kepergok pekerja lain. Miris, karena sebenarnya negara ini negara maju, negara yg mengajarkan kebebasan. Namun ternyata bahkan untuk menjalankan perintah agama saja, seseorang masih harus bersembunyi karena ketidaknyamanan. 

Alhamdulillah, Allah menentukan gw untuk dibimbing seorang muslim dalam training kali ini. Hal yg sudah gw sangka sebenarnya, dari namanya. Seandainya tidak, tentu akan ada perjuangan yg lebih dari pada ini dalam menunaikan kewajiban agama. 

Betapa beruntungnya kita yg hidup di Indonesia. Negara yg katanya mayoritas dihuni oleh muslim. Mau solat dimana aja gada yg larang, bebas sebebasnya. Mau adzan senyaring2nya jg gada yg larang, sapa yg berani :) Bebas seperti itu saja aja masih ada yg meninggalkan, apalagi dalam keadaan susah seperti saudara2 muslim di negeri yg gw kunjungi ini. Salut atas keteguhan hati mereka dalam menjalankan perintah agama. Mudah2an Allah memberikan jalan kemudahan secepatnya kepada mereka. 

Satu hal lain yg memberi kesan mendalam dari kejadian ini yakni saat persaudaraan dan persahabatan dengan mudah dimulai dengan kalimat "Assalam mu'alaikum" :)